Semua Menjadi Belenggu
Semua Menjadi Tautan
Semua Menjadi Gurauan
Sebuah titik melirih sang pena
Sebuah Jerami menatap pepohonan
Sebuah Air melihat mata nya
Aku tak sanggup, menahan kecelokan ini kawan
Aku merintih dalam tangisan ini
Gelintir Padi yang menunggu ajal
Membungkuk untuk mu wahai kawan
Seorang anak tertangis tertusuk duri mawar yang dibawa nya
Setiap Selir yang semesti nya dihiasi pot bunga
Menjadi aliran darah perjuangan
Kubawa sebatang korek api
Lalu ia memberikan percikan terhadap nya
Menyingkap dibalik Kebohongan
Aku Jenuh wahai kawan
Aku lelah
Tapi bukan lah ingin ku melupakan derita
Bantu aku sahabat
Bantu aku menentramkan Jiwa
Yang Terbelenggu dalam ketidak adilan
Ketautan yang membuatku hina
Izinkan aku memetik buah itu
Bersendu dengan senyuman
Yang memberiku kehidupan indah
Dengan semua kenangan yang akan terjadi
Biarkan ku memeluk rerindang
Yang mungkin akan melihat tangis ku
DIMANA KAH KEADILAN BERADA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar